Penipuan online yang menggabungkan skema kripto dan romansa telah menjadi perhatian utama bagi FBI dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan laporan terbaru, FBI berhasil membongkar jaringan penipuan yang memanfaatkan emosi korban dengan berpura-pura sebagai pasangan cinta ideal, hanya untuk menipu mereka dalam investasi kripto yang tidak pernah ada. Kerugian yang ditimbulkan mencapai miliaran dolar, memengaruhi ribuan orang di seluruh dunia, dengan mayoritas korban berasal dari Amerika Serikat.
Modus penipuan ini dimulai dengan penciptaan profil palsu di platform media sosial dan aplikasi kencan. Para penipu, yang umumnya menggunakan identitas palsu sebagai “pebisnis” atau “militer”, menjalin hubungan emosional dengan korban dalam jangka waktu tertentu. Setelah membangun kepercayaan, mereka mulai membujuk korban untuk berinvestasi dalam aset kripto, menjanjikan keuntungan besar dan cepat. Taktik ini membuat korban merasa aman dan bersedia mentransfer sejumlah besar uang.
FBI melaporkan bahwa para pelaku sering kali menggunakan alat komunikasi terenkripsi dan alamat dompet kripto anonim untuk menghindari pelacakan. Sistem ini sangat efektif dalam membuat para korban merasa bahwa investasi mereka aman, meskipun sebenarnya uang mereka menghilang ke dalam jaringan yang sulit ditelusuri. Modus operandi ini telah berkembang pesat selama pandemi, saat lebih banyak orang mencari hubungan online dan terlibat dalam investasi digital.
Dalam banyak kasus, para penipu juga menawarkan “panduan” atau “pelatihan” kripto yang tampaknya sah, yang justru semakin memperburuk keadaan. Korban yang merasa percaya pada janji-janji tersebut akhirnya kehilangan tabungan mereka tanpa jejak. FBI menyebutkan bahwa kerugian total akibat penipuan semacam ini telah melonjak lebih dari $1 miliar hanya dalam tahun 2023 saja, dengan angka ini diperkirakan akan terus meningkat jika langkah-langkah pencegahan tidak diperketat.
Para penipu dalam skema ini biasanya sangat terampil dalam berbicara dengan korban, membuat mereka percaya bahwa mereka sedang berinvestasi dalam peluang kripto yang sah. Bahkan, mereka sering kali menciptakan situs web palsu yang menampilkan grafik keuntungan yang mengesankan untuk meyakinkan korban agar terus menanamkan uang mereka.
Penyelidikan FBI juga menunjukkan bahwa kelompok penipu ini sering kali memiliki struktur yang sangat terorganisir, dengan beberapa anggota yang mengelola kontak awal, sementara yang lain menangani transfer dana. Beberapa di antaranya bahkan bekerja dalam kelompok lintas negara, membuat penyelidikan dan penegakan hukum menjadi semakin sulit.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun banyak korban penipuan ini adalah individu yang mencari cinta, fenomena ini tidak terbatas hanya pada aplikasi kencan. Penipuan serupa juga ditemukan di forum online, grup media sosial, dan bahkan melalui pesan teks dan email. Oleh karena itu, FBI mendesak masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Dalam menghadapi tren yang semakin meningkat ini, FBI memperingatkan bahwa pengguna harus sangat hati-hati dalam berbagi informasi pribadi dan keuangan secara online. Mereka juga menyarankan agar masyarakat menggunakan platform yang dapat dipercaya dan memverifikasi kebenaran setiap tawaran investasi yang diterima, terutama yang melibatkan aset digital seperti kripto.
Bagi mereka yang sudah menjadi korban, FBI menyarankan untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib agar penyelidikan dapat dilakukan dan uang yang hilang dapat dilacak. Selain itu, FBI juga menawarkan panduan untuk melindungi diri dari penipuan serupa di masa depan, dengan menyarankan agar masyarakat berhati-hati terhadap siapa pun yang menghubungi mereka dengan tawaran yang tampaknya terlalu menguntungkan.
Penipuan kripto romansa ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan siber di dunia yang semakin terhubung. Sebagai bagian dari upaya untuk mencegah kerugian lebih lanjut, FBI dan lembaga penegak hukum lainnya di seluruh dunia terus bekerja sama untuk melacak dan menangkap pelaku penipuan yang merugikan banyak orang.