Bitcoin (BTC) mencapai rekor baru dengan harga menyentuh $94,000 pada November 2024. Lonjakan ini didorong oleh berbagai faktor utama yang memengaruhi pasar cryptocurrency secara global.
- Kebijakan Moneter Federal Reserve
Penurunan suku bunga oleh Federal Reserve memicu minat investor terhadap aset lindung nilai seperti Bitcoin. Dengan tingkat bunga yang lebih rendah, investor mengalihkan perhatian ke aset kripto sebagai pelindung nilai terhadap inflasi. - Lonjakan Minat pada ETF Bitcoin
ETF berbasis Bitcoin, seperti BlackRock iShares Bitcoin Trust, mencatat lonjakan volume perdagangan yang luar biasa, bahkan melampaui saham populer seperti Visa dan Netflix. Ini menunjukkan minat investor institusi yang semakin besar terhadap BTC. - Pengaruh Geopolitik dan Ekonomi Global
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS juga dikaitkan dengan “debasement trade,” yaitu tren investor beralih ke aset seperti emas dan Bitcoin untuk menghindari risiko mata uang. Hal ini semakin menguatkan posisi Bitcoin sebagai aset safe haven. - Peran Korporasi Besar
MicroStrategy mengumumkan rencana untuk meningkatkan investasi Bitcoin hingga $10 miliar pada 2025. Langkah ini mencerminkan kepercayaan perusahaan besar terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. - Tekanan Pasokan Pasca-Halving
Setelah halving pada April 2024, pasokan Bitcoin baru menjadi lebih terbatas. Sejarah menunjukkan bahwa momen seperti ini sering kali diikuti oleh kenaikan harga signifikan.
Meski prospek tampak cerah, analis memperingatkan potensi volatilitas pasar. Kevin Svenson, seorang analis terkemuka, memperkirakan target harga berikutnya adalah $124,000 pada Maret 2025. Namun, ia juga menyoroti kemungkinan koreksi harga sebelum akhir tahun.
Bagi investor, penting untuk berhati-hati dan mempertimbangkan strategi pengambilan untung di tengah optimisme pasar ini. Dengan momentum yang terus berkembang, Bitcoin menunjukkan potensi besar sebagai aset investasi utama di era digital.